Secara umum
fungsi BCMI di Taman Pendidikan Alqur’an (TPQ) adalah ; Menarik perhatian (atensi),
meresapkan makna pelajaran (kognisi), membantu menghafal pelajaran,
membanngkitkan emosi atau perasaan (internalisasi), mendorong kepada
pengalaman (afeksi), memperkokoh ingatan (retensi), alat
evaluasi, melatih bahasa dan menggiring sikap takwa (taqorrub ilalloh).
Penjelasannya sebagai berikut.
1. Menarik
perhatian santri (atensi)
Bermain merupakan kebutuhan bagi anak. Dengan bermain anak dapat
memperoleh apa yang dibutuhkan, demikian juga dengan cerita dan menyanyi
merupakan kegiatan yang menyenangkan anak. Anak-anak selalu menunggu-nunggu
saat mereka diajak bermain, diberikan cerita serta bernyanyi, apalagi jika
ustadz-ustadzah yang menyampaikan dapat menyajikannya dengan baik. Bahkan anak
enggan melewatkan harinya tanpa pergi ke TPQ.
2. Meresapkan
makna pelajaran (kognisi).
Materi pelajaran yang disampaikan dengan BCMI selalu dalam suasana
menyenangkan sehingga disukai oleh anak-anak. Dengan perasaan suka itulah
anak-anak akan lebih mudah menyerap makna pelajaran yang disampaikan oleh
ustadz-ustadzah.
3. Membantu
menghafal pelajaran
Anak lebih mudah menghafalkan mater-materi pelajaran dengan BCMI. Tanpa
menghafalkan biasanya dengan sendirinya mereka menjadi hafal. Misalnya materi
rukun Islam disampaikan dengan lagu “Rukun Islam” dalam jangka waktu singkat
mereka hafal. Tingkat ingatan anak kuat sampai
jangka waktu yang lama (dimasa tuanya). Dan banyak lagi materi pelajaran yang
dapat disampaikan dengan bermain, cerita dan mernyanyi.
4. Membangkitkan
emosi/ perasaan (internalisasi)
Ketika ustadz-ustadzah bercerita tentang suatu kejadian yang menyedihkan,
anak-anak terbawa dalam kesedihan bahkan sampai mengeluarkan air mata, juga
terjadi sebaliknya. Dan ketika ustadz-ustadzah mengajak mereka bernyanyi dengan
nada gembira dan semangat, anak-anakpun ikut bersemangat dalam menyanyikannya
juga sebaliknya. Melalui BCMI ustadz-ustadzah dapat membangun perkembangan
emosional anak.
5. Mendorong
kepada pengamalan (afektif)
Jika anak-anak sudah mengetahui dan memahami atas sesuatu ditambah dengan
motivasi yang diberikan oleh ustadz-ustadzahnya, mereka akan terdorong untuk
mengamalkannya. Dengan mendengarkan cerita perjuangan para Nabi, sahabat dan
orang sholeh dalam mengamalkan dan menyebarkan Islam, pendengar (anak) akan
terdorong untuk meniru apa yang diketahuinya karena pada dasarnya anak-anak
adalah peniru yang baik.
6. Memperkokoh
ingatan (retensi)
Materi pelajaran yang dipelajari dengan cara yang menyenangkan akan mudah
diingat dibandingkan dengan materi pelajaran yang dipelajari dengan cara yang
tidak mereka sukai. Cara belajar dalam BCMI berusaha untuk menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan.
7. Alat
evaluasi
Banyak permainan yang digunakan
sebagai alat evaluasi terhadap pengetahuan, konsentrasi dan keterampilan anak.
Misalnya dengan tepuk Malaikat, anak dituntut untuk dapat menyebutkan nama
malaikat serta tugas-tugasnya.
8. Melatih
berbahasa
Santri TPQ sebagian besar adalah anak usia dini, pada usia dini anak
lebih mudah menyerap bahasa walau masih sulit baginya untuk mengucap ataupun mengungkapkannya.
Oleh karena itu melalui BCMI anak dilatih kemampuan bahasanya. Misalnya melalui
bernyanyi dan permainan-permainan yang dibuat sedemikian rupa untuk melatih
bahasa mereka.
9. Menciptakan
suasana yang agamis
Nyanyian yang popular dan sudah dihafal nadanya oleh anak sedapat mungkin
digubah syairnya dengan syair yang bermuatan agama Islam. Misalnya Lagu “Gengsi
gede-gedean” (lagu dibagian III).
Kreatifitas ustadz-ustadzah sangat diperlukan dalam hal ini.
10. Menggiring kepada
sikap taqwa (taqorrub ilalloh)
Menjadi orang yang bertaqwa merupakan tujuan utama bagi setiap hamba
Alloh, sehingga dalam setiap kesempatan ustadz-ustadzah menyampaikan motivasi
dan memberikan contoh untuk menjadi orang
yang bertakwa, termasuk saat menyampaikan BCMI.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !